PAUSE-Serasa Dunia Ter(henti)

Oleh : Ririn Sippirily
Senyum senja menyengarai sumringah di dedaunan pohon beringin. Tepat dibawahnya ada sosok manusia yang sedang asyik mem-browsing. Suasana kampus itu sudah sepi, tak ada satupun mahasiswa yang ada, yang ada hanyalah kicauan burung gereja yang berbondong-bondong menuju sangkarnya. Sosok itu adalah Atma. Seorang mahasiswi jurusan komunikasi di salah satu perguruan tinggi egeri di daerah Surabaya. Dalam kesehariannya dia hanya ditemani leppy-nya. Aktivitas sehari-hari setelah kuliah selesai adalah bersantai di bawah rindangnya pohon beringin di kampusnya. Atma termasuk mahasiswi cukup cerdas dan pandai dalam hal sosial. Tetapi? Kalau masalah CINTA dia tidak bisa berkutik.
“ Heh… kamu !! belum pulang? udah sore juga, engga baik cewe jam segini belum pulang. Sana pulang!!”, ucap boyan, mahasiswa dari jurusan tekhnik
“ Sapa kamu ? nglarang-nglarang aku ??”, ujarku dengan menggerutu
Akhirnya selesai juga tugasnya, saatnnya pulang. Pulangnya atma dibarengi dengan suara iqomat dari salah satu musholla dekat kampus.
^^^
Bruuuk !!!
“ Aww… sakkiit,. “, keluh Atma ketika tumpukan buku yang dari almari jatuh mengenai kepala Atma
Atma membuka buku diarynya, yang kemudian dia menulis sesuatu …
Dear God…
Perasaan manusia memang indah ya? Kau Maha Adil. Tak ada yang bisa menyaingi fitrah-Mu.
^^^
Teringat pesan sahabatnya, Iko. Iko memang sahabat yang baik buat Atma. Mereka bertemu pertama kali ketika masa pengenalan kampus. Waktu itu, Atma sedang mencari ruangan dan kemudian bertemu dengan Iko, yang ternyata juga sama-sama mencari ruangan yang sama. Setelah kejadian itu, mereka selalu bersama-sama. Seperti pinang dibelah dua, diman ada Iko disitulah ada Atma. Sekarang mereka jarang bertemu, karena faktor kesibukan masing-masing. Tapi faktor kesibukan tak menghapus keakraban mereka. Dengan kita akrab, sampai-sampai teman-teman kampusnya menganggap kita berpacaran. Pesan dari Iko adalah “ketika kita sudah engga bareng lagi secara fisik, jangan khawatir. Ingatlah ..aku masih tetap di hati kamu, Ma” ucap Iko waktu itu sambil mengelus-elus kepala Atma.
“ Iko… aku rindu kamu”, ucap Atma, lirih dalam hati
^^^
Cinta terkadang sulit ditebak apa maunnya. Kalau memang bentuk cinta sendiri ada, ingin sekali Atma meremas-remas, kemudian menonjok-nonjok dan mengintrogasi, kenapa bisa-bisannya Cinta itu berani menyakiti dan menodai anak Adam??. Banyak yang karena cinta, orang engga nafsu makan, ada juga yang karena cinta, orang jadi rajin belajar. Huffht!! Cinta memang aneh ya???
Saat mentari dengan gagahnya menunjukan keperkasaannya, Atma dengan semangatnya berangkat ke kampus. Tetapi, semangatnya terpatahkan ketika Najmi, teman sekelasnya mengatakan kalau hari ini mata kuliah Filsafat dikosongkan.
“ Hufhht…!!! Kira-kira kakiku mau melangkah kemana yaa??”, ucap Atma dengan nada kesal
Akhirnya, Atma menginjakkan kakinnya persis depan gedung PKM. Langsung dikeluarkannya leppy-brown. Sebelum mangkir di depan gedung PKM, dia sudah persiapan beli cemilan karena, dia tau pasti akan dihinggapi rasa bosan.
Tiba-tiba, ada sahabatnya Iko yang mengagetkan Atma dari luar.
“ Door …!!!”, kaget Iko
“ Kamu…, kok tau aku disini?”, ucap Atma
“ Ya tau lah, wong tadi aku habis dari USC. Pas keluar eh…ketemu sahabatku yang cantik ini”, goda Iko
“ Huuu……..”
Kemudian mereka asyik mengobrol, seperti tak ada batasan lagi. Mereka sangat akrab. Sampai-sampai ada mahasiswa dan mahasiswi yang melihat kita dengan mata terkaget. Ah, mereka hanya bisa cuek.
Pembicaraan mulai kearah yang lebih serius. Iko mulai bercerita tentang perasaan yang sekian lama ia pendam. Awalnya Atma ,menganggap semua hanya guyon, tapi? dia sedikit demi sedikit percaya dengan pembawaan wajah Iko yang menyakinkan serius.
“ Ma, kamu tau cewe yang namannya Pilar ? anak Matematika itu?”, Tanya Iko
“Iya, kenal . Pilar yang anak BEM itu kan ?”
“ Cocok!!!. Aku jatuh cinta ni ma dia?”
“ Apppaaaah ??!! engga salah tuh?. Awal ceritanya gimana, ko bisa kamu jatuh cinta sama dia?”
Kemudian Iko menceritakan dari awal pertemuannnya dengan Pilar. Mereka bertemu pada saat ada acara kampus di kantor BEM. Kebetulan Iko sebagai tamu undangan perwakilan dari HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) dan Iko ditempatkan di Sekretariatan. Pertemuan yang sangat singkat, tetapi indah.
“ kalau menurutmu dia “klik” di hati kamu, dan dia klik juga ma kamu, ehm… engga salah dong kalo kamu berharap lebih ma dia. Aku dukung ko, Ko…”, ucap Atma dengan wajah yang menyakinkan.
“ Makasiih, Ma…. Mudah-mudahan perasaan ini bukan sekedar main-main doang”
^^^
Fajar telah menyingsing di ufuk barat. Semburat gradasi warna merah dan kuning menyelimuti awan-awan yang mengebul di langit. Semua orang yang melihatnya akan berdecak kagum. Anak-anak komunikasi yang sedang mendengarkan ceramah dari dosennya, Tetapi, tidak dengan Atma. Dia sedang asyik menulis bait per bait puisi tentang perasaanya yang sudah disakiti oleh mantannya terdahulu.
Kesakitan yang pernah dirasakannya kini belum sembuh total, masih banyak hal yang mesti dibenahi dari dalam diri Atma sendiri. Tanpa ada unsur paksaan, melainkan keikhlasan menerima segala sesuatu.
Atma sendiri, dengan kehadiran banyak cowo’, itu tidak bisa menyembuhkan luka yang terlanjur menganga lebar. Entah sampai kapan, hati Atma akan menerima segal sesuatu yang mau menyembuhkannya.

Leave a comment